Mountain Bike atau sepeda gunung adalah sepeda yang ditujukan untuk melewati medan – medan yang berat seperti perbukitan, pegunungan, dan hutan, namun juga tidak ada salahnya jika ingin digunakan diperkotaan. Mountain bike awalnya diperkenalkan oleh pesepeda di perbukitan San Fransisco pada tahun 1970, dan pertama dipublikasikan di New York Bike Show pada tahun 1981.

Ciri-ciri utama sepeda ini adalah ringan, bentuk rangka yang terbuat dari baja, alumunium,dan yang terbaru menggunakan komposit serat karbon dan kebanyakan menggunakan shock breaker untuk meredam guncangan. Sedangkan untuk bagian ban selalu menggunakan ban yang memiliki daya cengkram tinggi dengan ukuran cukup besar. Sepeda gunung memiliki 18-30 gear pindah yang berguna untuk mengatur kecepatan dan kenyamanan dalam mengayuh pedalnya. Sepeda gunung dengan 30 gear berarti memiliki crankset depan dengan 3 piringan dan cassette sprocket dengan 10 piringan, sehingga 3x10=30 tingkat kecepatan yang berbeda.

Jenis sepeda ini juga terhitung jenis sepeda yang sering diupgrade oleh para penggunanya. Tujuannya pun bervariasi, mulai dari meningkatkan performa, kenyamanan, flesibilitas, serta ketahanan sepedanya.

Istilah upgrade sendiri berarti menaikkan atau meningkatkan, seperti contohnya saat membeli sepeda dengan seperangkat gear set 10 speed dan ingin menaikkannya menjadi 11 atau 12 speed nah hal itu dinamakan upgrade. Pengupgradean juga tidak bisa dilakukan sembarangan, karena ada sepeda memiliki komponen yang sangat kompleks terutama MTB. Sepeda jenis ini menjadi salah satu sepeda dengan komponen yang sat kompleks, jadi kita harus memperhatikan lebih detail part – part yang ingin diupgrade.

Untuk membantu proses upgrade, berkut ada beberapa tips yang bisa diterapkan agar tidak salah langkah dalam prosesnya.

Mengupgrade Bagian Fork dan Suspense Depan Sepeda

Sebelumnya harus diketahui dulu kegunaan serta ukuran yang tepat dengan frame yang digunakan sepeda. Jika kegunaan sepeda hanya digunakan di perkotaan tidak terlalu perlu menggunakan fork dengan suspensi, lebih baik menggunakan fork rigid tanpa suspensi karena karakter treknya memang benar – benar jalanan mulus. Namun jika memang ingin menggunakannya di alam dan perkotaan, lebih disarankan fungsi locknya diaktifin agar tidak terlalu berlebihan dipantulan suspensinya, asalkan bukan trek maka akan cenderung aman dan nyaman saat digunakan.

Untuk fork, pengguna juga bisa menentukan pilihan karena banyak sekali merknya yang beredar dipasaran. Namun harus berhati-hati dalam memilihnya. Biasanya semakin mahal semakin bagus kualitasnya, karena harga tidak bisa bohong. Sesuai dengan fork kelas atas seperti seperti merek FOX, Rockshock, Raidon, Manitou. High class pasti mahal tapi sesuai harga. Walaupun begitu tidak sedikit pula fork dengan harga menengah yang sudah mumpuni dan tidak kalah saing dengan merk-merk mahal.

Jika ingin menggunakan fork bersuspensi juga ada pilihannya, ada dua jenis fork bersuspensi yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, yaitu fork bersuspensi air dan non air suspension. Sebenarnya kedua type ini sama – sama baik. Tinggal memilih sesuai selera dan kebutuhan, namun khusus untuk non air suspension bukan diperuntukkan untuk medan DH. Jika menyukai jalur DH lebih baik menggunakan type khusus DH, atau AM TA (Thru axle) dengan travel kisaran 140mm, jika medan tidak terlalu ekstrem bisa juga menggunakan travel dibawahnya yang 120 MM non TA saja sudah cukup.

Clipless Pedal

Alasan utama mengapa harus menggunakan clipless pedal adalah untuk efisiensi, pengoptimalan, kecepatan, kenyamanan, dan tentu saja keselamatan pengguna itu sendiri.

Apabila ingin mendapat efek latihan yang optimal, pilihlah yang menyatu dengan sepeda lewat pedal karena itu akan sangat efisien. Jika menggunakan pedal yang biasa, kaki ibaratnya hanya sekedar mendorong pedal agar sepeda berjalan. Namun beda jika kita menggunakan clipless pedal, kaki seakan akan ‘menyatu’ dengan sepeda. Jadi saat kaki menarik kebelakang, dayanya akan terpakai untuk mengayuh pedal juga. Membuat akselerasi menjadi lebih cepat. Apa lagi saat rute menanjak, akan sangat terasa manfaat menggunakan clipless pedal karena semua daya akan digunakan untuk mengayuh sepeda.

Ada juga sebuah reset bahwa jika kita menggunakan clipless pedal, akan meningkatkan 30 persen efisiensi penggunaan pedal. Itu berbuntut power lebih tinggi, speed lebih cepat, dan otot-otot kaki jadi lebih terlatih secara utuh. Bicara soal keselamatan, menyatu dengan pedal juga membuat kita lebih "menguasai" sepeda. Gerakan badan kita lebih menyatu dengan sepeda untuk membelok, menghindari rintangan.

Tentu saja ada resiko terjatuh jika lupa melepas cleatnya saat hendak berhenti atau menurunkan kaki. Misal saat di persimpangan ataupun titik akhir perjalanan. Namun jangan khawatir untuk menggunakan clipless pedal, lama kelamaan akan bisa terbiasa memasang dan melepas dengan cepat.

Untuk pilihannya ada berbagai macam sesuai kebutuhan dan kenyamanan. Untuk pedal, bisa dimulai dengan pedal Shimano M520 di kisaran 300k. Ini mungkin relatif lebih berat daripada pedal clipless lainnya, tetapi untuk ketahanan material dan kemampuannya untuk membuang lumpur, pedal ini layak untuk dipertimbangkan. Jangan lupa siapkan uang ekstra untuk membeli sepatu yang support pedal clip seperti Diadora (sekitar 400k), Shimano (600k), Specialized (800k), atau SIDI (jutaan)           

Rem

Ada beberapa pilihan rem yang bisa digunakan untuk sepeda gunung. Ada v-brake yang tergolong murah dan ringan, namun kekurangannya adalah sering membuat lumpur terperangkap di roda. Ada juga disc brake yang lebih handal digunakan di berbagai macam medan. Hydrolic atau mekanik terserah, tapi yang patut digarisbawahi semahal-mahalnya disc brake mekanik tidak lebih baik performanya dibandingkan disc brake hydrolic, tetapi untuk urusan kemudahan dan kepraktisan perawatan memang sistem mekanik masih lebih bersahabat.